Saling Terkoneksi, Hubungan Antara Lambung dan Perasaan Cemas Amat Erat

MARIO4D – Bagi beberapa orang yang hidup bersama persoalan lambung seperti Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), rasa cemas mungkin kerap datang menghampiri.

Terutama bagi Anda yang baru saja berkenalan dengan GERD dan merasakan keluhan-keluhan yang muncul. Ternyata, persoalan lambung memang memiliki hubungan dengan kondisi mental seseorang lho.

Menurut spesialis kedokteran jiwa, dr Andri, FAPM, kondisi gangguan lambung seperti GERD memang dapat berlangsung kronis. Terlebih, kondisi GERD biasanya tidak selalu langsung terdeteksi sejak awal.

Sehingga biasanya ketika sudah terdeteksi, muncul rasa cemas pada pasien. Sedangkan stres itu sendiri terkenal dapat memperburuk kondisi tubuh pasien.

“Salah satu faktor yang bisa menyebabkan gangguan lambung itu karena meningkatnya asam lambung akibat stres yang berlebihan, karena adanya pengaruh dari sistem saraf pusat dan gastrin yaitu zat yang membuat asam lambung meningkat,” ujar Andri dalam live streaming

Brain gut axis

Andri menjelaskan, yang menyebabkan GERD bisa diperburuk kondisinya oleh kecemasan adalah brain gut axis (sumbu otak-usus), dimana otak manusia memang memiliki kaitannya dengan saluran pencernaan atau lambung.

“Jadi brain gut axis itu dimana yang menarik itu kita kenal adanya suatu sistem didalam tubuh kita yang namanya sistem saraf enterik, yang menghubungkan antara otak dan lambung,” kata Andri.

“Jadi gejala-gejala kecemasan ketika kita mengalami itu seringkali salah satunya asam lambung kita lebih meningkat, kemudian peristaltik kita jadi lambat. Jadi ada keluhan kembung,” tambahnya.

Itulah mengapa keduanya memang memiliki hubungan satu sama lain yang bisa saling mempengaruhi. Ia menambahkan, sejak masa embrio, brain gut axis memang sudah tercipta.

“Kita istilahkan itu kayak hubungan sejak masa embrio itu sudah ada, yang satu jadi otak, satu jadi sistem pencernaan. Makanya itu kenapa orang kalau cemas, lambungnya juga enggak enak begitu,” ujar Andri.

Cemas tidak menyebabkan GERD

Dalam kesempatan yang sama, Andri juga menegaskan bahwa GERD memang dapat berkontribusi pada rasa cemas, namun tidak berlaku sebaliknya.

Artinya, rasa cemas itu sendiri tidak bisa secara langsung menimbulkan GERD. Meskipun memang dapat memperburuk kondisinya.

“Kalau misalnya ada pertanyaan yang mengatakan cemas dapat menyebabkan GERD? Itu tidak, karena banyak orang yang salah sangka,” kata Andri.

“Tapi kalau orang itu mengalami cemas, GERD itu baru bisa lebih berasa. Lebih parah kadang-kadang kondisinya,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *