Saat Sedang Buruk, Gabriel Jesus Terpuruk Sampai Ingin Bunuh Diri
MARIO4D LOUNGE –Saat Sedang Buruk, Gabriel Jesus Terpuruk Sampai Ingin Bunuh Diri
Penyerang Manchester City, Gabriel Jesus, mengaku sering merasa terpuruk secara berlebih kalau sedang tampil buruk.
Bahkan, ia sampai kepikiran ingin bunuh diri karena hal itu.Pemain berumur 22 tahun tersebut tidak pernah membuat publik kecewa jika diturunkan sang pelatih, Josep Guardiola.
BACA JUGA : PREDIKSI SYDNEY POOLS 13 DESEMBER 2019
Contohnya seperti apa yang terjadi waktu Manchester City bertemu Dinamo Zagreb di ajang Liga Champions.
Dalam laga yang berlangsung pada Rabu (12/12/2019) dini hari tersebut, ia mengantongi tiga gol sekaligus.
Manchester City pun menang dengan skor telak 4-1 dan mengunci peringkat pertama klasemen Grup C.
Kendati demikian, ia masih sering kalah saing dengan Sergio Aguero. Untuk pemain sekaliber dirinya, 13 penampilan di ajang Premier League bisa dikatakan sangat sedikit.
Apalagi enam di antaranya ia lakoni sebagai pengganti.
Gabriel Jesus Sering Terpuruk
Kendati sering tampil apik, tak jarang Gabriel Jesus disoroti karena performanya di bawah standar.
Itu mungkin hal yang biasa bagi pemain, tapi dirinya tidak bisa melihat penurunan performanya sebagai sesuatu yang sepele.
“Saya pikir itu adalah suatu hal yang terjadi kepada pemain lainnya. Saya tak bisa berbicara untuk mereka, tetapi saya bisa berbicara untuk diri sendiri,” buka Gabriel Jesus.
“Saat saya tidak senang dengan bagaimana saya bermain, saya ingin menembak ke arah kepala saya sendiri karena rasanya sulit. Saya menganggapnya secara personal,” lanjutnya.
Sering Menekan Diri Sendiri
Gabriel Jesus pun mengakui bahwa penurunan performa itu terjadi karena dirinya sendiri.
Terkadang, pemain berumur 22 tahun tersebut membebani dirinya sendiri sampai kesulitan menunjukkan performa terbaiknya.
“Saya mulai berpikir, ‘oh, Tuhanku, saya harus mencetak gol, saya harus mencetak gol, saya harus mencetak gol’.
Terkadang saat saya mendapatkan kesempatan, saya berbuat kesalahan karena berpikir terlalu banyak dan menekan diri sendiri,” tambahnya.
“Tetapi sekarang, saya sudah merasa menjadi lebih baik. Saya memperbaiki penyelesaian akhir dan tidak memikirkan soal tekanan,” tutupnya.