Perdana Menteri Peru Mundur karena Kongres Menolak Mosi Percaya
Perdana Menteri Peru Mundur karena Kongres Menolak Mosi Percaya
MARIO4D – Presiden Peru Pedro Castillo pada Kamis, 24 November 2022, telah menerima pengunduran diri Perdana Menteri Anibal Torres dan akan merombak kabinetnya sekali lagi. Pengunduran diri perdana menteri itu terjadi di tengah pertempuran panjang antara eksekutif dan legislatif negara itu.
BACA JUGA ; Amerika Serikat Siap Bela Filipina di Laut Cina Selatan
Torres, sekutu setia Pedro Castillo, telah menantang Kongres yang dikendalikan oposisi untuk melakukan mosi percaya pada pekan lalu. Namun Kongres menolak mengadakan pemungutan suara pada hari Kamis dengan alasan persyaratan untuk itu belum terpenuhi.
“Setelah menerima pengunduran diri perdana menteri, yang saya ucapkan terima kasih atas pekerjaannya atas nama negara, saya akan memperbarui kabinet,” kata Castillo dalam siaran televisi nasional.
Tantangan mosi percaya dimaksudkan untuk menekan Kongres di tengah hubungan tegang antara dua lembaga pemerintahan itu.
Perdana Menteri Peru Mundur karena Kongres Menolak Mosi Percaya
Anggota parlemen oposisi telah dua kali memakzulkan Castillo tetapi gagal menggulingkannya, meskipun mereka berhasil mengecam dan memecat beberapa anggota kabinet.
“Saya meminta Kongres menghormati supremasi hukum, hak rakyat, demokrasi, dan keseimbangan kekuatan negara,” tambah Castillo.
Masa kepresidenan Castillo ditandai dengan pergantian posisi senior pemerintahan. Ia sekarang akan menunjuk perdana menteri kelima—penasihat utama dan juru bicaranya—sejak menjabat pada Juli tahun lalu.
Mosi percaya—di mana anggota legislatif memberikan suara untuk menunjukkan dukungan kepada pemerintah—menjadi perdebatan di Peru karena dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan.
Jika Kongres mengeluarkan mosi tidak percaya, Torres dan seluruh Kabinet akan terpaksa mengundurkan diri. Namun kabinet baru dapat meminta mosi percaya kedua yang, jika juga ditolak, akan memungkinkan eksekutif menutup Kongres dan mengadakan pemilihan anggota legislatif baru.
Pekan lalu, Torres mengatakan akan menafsirkan kurangnya suara sebagai mosi tidak percaya. Namun ia berhenti menafsirkan itu meskipun setidaknya satu sekutu dekat, mantan menteri perdagangan Roberto Sanchez, mengatakan keputusan legislatif itu berarti mereka tidak memberikan kepercayaan.
Pada 2019, Presiden Peru saat itu Martin Vizcarra membubarkan Kongres dan menyerukan pemilihan baru setelah dua mosi tidak percaya.
Kongres kemudian mengesahkan undang-undang yang membatasi situasi yang pantas mendapatkan mosi percaya, yang sekarang sedang diuji.
Ketegangan antara berbagai lembaga pemerintah Peru adalah hal biasa, dan Peru telah hidup di bawah lima presiden yang berbeda sejak 2016.