Biden dan Jokowi Umumkan Proyek Transisi Energi Rp 310 Triliun
Biden dan Jokowi Umumkan Proyek Transisi Energi Rp 310 Triliun
MARIO4D – Biden dan Jokowi Umumkan Proyek Transisi Energi Rp 310 Triliun. Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden RI Joko Widodo, bersama Presiden Komisi Uni Eropa di sela KTT G20, pada Selasa, 15 November 2022, mengumumkan proyek transisi energi di Indonesia sebesar USD$ 20 miliar (Rp 310 triliun).
BACA JUGA : Eks Tentara Bayaran Rusia Dieksekusi dengan Palu
Kesepakatan yang diberi nama ‘Just Energy Transition Partnership’ (JETP) Indonesia dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang, yang akan mengganti batu bara ke energi terbarukan di dalam negeri. Beberapa negara seperti Kanada, Denmark, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, dan Inggris, juga masuk dalam koalisi kerja sama ini.
“Kami berterima kasih atas kerja sama dan dukungan dari mitra internasional kami dalam mewujudkan implementasi penuh yang akan mempercepat transisi ini,” kata Jokowi.
Indonesia akan diberi akses program hibah dan pinjaman lunak senilai USD$20 miliar selama tiga sampai lima tahun. Kontribusi untuk JETP termasuk masing-masing USD$10 untuk sektor publik dan swasta miliar dalam janji sektor publik. Dan komitmen untuk bekerja memobilisasi dan memfasilitasi $10 miliar dalam investasi swasta.
“Target baru dan yang dipercepat yang dihasilkan menunjukkan bagaimana negara dapat secara dramatis. Mengurangi emisi dan meningkatkan energi terbarukan sambil memajukan komitmen. Untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas dan melindungi mata pencaharian dan masyarakat,” kata Biden dalam pernyataannya.
Rencananya pemerintah akan menyusun peta jalan proyek ini selama 6 bulan. Adapun Indonesia telah berkomitmen untuk membatasi emisi sektor listrik sebesar 290 juta ton pada 2030
Indonesia juga telah menetapkan tujuan untuk mencapai emisi nol bersih di sektor ketenagalistrikan pada 2050. Indonesia berjanji meningkatkan sampai dua kali lipat laju penyebaran energi. Terbarukan sehingga diharapkan bisa menyumbang setidaknya 34 persen dari semua pembangkit listrik pada 2030.